Underestimate

1 comment

Berangkat kantor pagi pagi naik bus, gue merenung melihat para pekerja kantoran lalu lalang ngejar waktu demi mencari sesuap nasi. Mata gue secara autofocus ngelihat mbak-mbak unyu dipinggir jalan roda - roda yang berputar dari kolong kendaraan bermotor. Gue termenung. Berpikir dan menganalogikan bahwa hidup yang gue jalani atau kita jalani sama kaya roda yang berputar. Kadang di bawah, kadang di atas, kadang juga ga sengaja nginjek telek. Klasik.

Flashback ke beberapa tahun yang lalu. Tepatnya malam tanggal 1 Januari 1012. Yap, malam tahun baruan. Gue inget banget kalo minggu itu adalah minggunya mahasiswa menghadapi kenyataan hidup (baca: UAS.red). Untuk menghadapi kejenuhan dan kesenduan akan "kenikmatan" hidup, gue bersama - sama temen gue punya ide cemerlang. Tidur di kosan! Ikut malem taun baruan di Bundaran HI!!


Karena kita ga modal dan pengen nyari jodoh butuh keramean buat refreshing, alhasilah kita sepakat buat ngeliatin acara taun baruan ke Bundaran HI. Skip skip. "Jedar jeder", suara kembang api saut - sautan, tanda tahun 2012 sudah dimulai. Gue sama temen - temen dapet spot asik buat ngeliatin kembang api yang melintas di atas Monumen Selamat Datang. Lo tau dimana spot pewe-nya?

Di emperan Hotel Grand Hyatt !!

Sehdaaap ga tuh. Sambil ngeliatin kembang api, kadang gue juga ngelirik ada apa dibalik tirai tirai hotel itu. Satu yang gue inget adalah ada siluet orang - orang yang terliat lagi party dengan sorot lampu warna - warni. Acara taun baruan di tutup sama Jokowi sekitar jam 2-an. Kelar acara kita langsung kicep karena bingung mau pulang naik apa dan badan udah cape banget. Alhasil kita ngemper di depan Grand Hyatt. Asik - asik mau tiduran di tengah sepoi angin malam, dihiasi bulan purnama, dan lolongan serigala, terdengar suara ribut - ribut dari kejauhan. Hal yang gue takutkan pun tiba juga, para satpam hotel mengusir orang - orang yang punya nasib sama seperti kami. Para pengemper pun protes. 

Harus kemana lagi kami harus beristirahat di pagi buta ini?!

Sedih memang kalo diinget inget cerita pengusiran gue bersama temen - temen dan orang - orang senasib sepenanggungan. Satu pertanyaan yang melekat di benak gue sampe sekarang, "Mengapa tidak diberi pengecualian untuk satu malam saja?". Miris sih diperlakukan bak orang yang disebut "gelandangan". Apakah itu perlakuan kepada orang - orang yang mereka sebut "gelandangan"?

Mulai detik itu gue menguatkan tekad kalo suatu saat nanti gue akan nginep di hotel itu. Alhamdulillah, kesampean juga buat nginep disono meskipun yang bayarin dari kantor. And you know what? Gue diperlakukan dengan sebaik - baiknya makhluk yang ada di muka bumi.


Tapi tetep aja kejadian tak mengenakkan. Kali ini temen gue yg ngalamin. Temen gue lengkap dengan topi dan jaketnya, pagi - pagi baru dateng ke hotel dengan tergesa - gesa buat rapat sesi pagi. Doi lewat jalur yang biasa kita tempuh. Namun disaat mau masuk ke hotel, ada sesosok orang yang menghentikan temen gue dan teriak sembari menghampiri, "Mas, maaf ga boleh lewat situ!". Temen gue pun ngerespon,"maaf mas kenapa ya?" sambil nyodorin kartu kamar. Baaam! Sesosok makhluk tersebut jadi kicep langsung buru buru ngomong maaf sambil memperbolehkan lewat kepada temen gue. Gue tidak sengaja keceplosan,"muka lo mirip maling sih". Temen gue langsung melayangkan sepatunya dari kakinya. haha

Yah. mungkin memang gampang menilai orang dari penampilan luarnya aja. Tapi inget, roda selalu berputar bung. Siapa tau orang yang diawal lo remehin, pada akhirnya menjadi orang yang lo sanjung dan puja puji setengah mati.

Sama halnya seperti dalam menyikapi blog - blog yang bertebaran di muka dunia maya ini. Jangan pernah liat dan baca blog orang dari berapa banyak followernya aja atau terkenalnya suatu blog, bisa aja suatu saat nanti blog yang diremehin jadi blog yang setiap minggu ditunggu postingannya. #RespectOtherBloggers.

And finally, nyambung ga nyambung sama apa yang udah gue bahas hari ini, I just wanna say to you guys:

Selamat Hari Blogger Nasional!!

Merdeka atau Mati

11 comments
 
Gak terasa udah 70 tahun negara kita terhindar dari jajahan bangsa lain secara fisik. Tahun demi tahun berganti, tapi ada satu pertanyaan yang belum pernah terhapuskan dari top list pertanyaan ketika lagu Dirgahayu Republik Indonesia dikumandangkan di setiap penjuru tanah air. 

Apakah Indonesia sudah benar - benar merdeka? 

Pertanyaan ini selalu dijadikan atribut headline di berbagai media, mulai dari media cetak, media elektronik sampai media warkop dimana bapak - bapak sering banget ngomongin soal politik dan ekonomi Indonesia. Pertanyaan yang cukup menohok, ga cuma ditujukan buat elite - elite politik yang duduk di gedung gedong sana, tetapi ditujukan ke semua makhluk berakal yang ada di bumi tercinta Indonesia.


Menarik dan patut untuk diperbincangkan terkait Negara "yang katanya besar" Indonesia dilihat dari setiap aspek kehidupan untuk mencari tahu apakah kita benar - benar merdeka atau tidak. Indonesia adalah suatu negara "yang katanya lagi" demokrasi yang dipimpin oleh seorang kepala negara yang juga merangkap sebagai kepala pemerintahan. Pemimpin negara yang biasa kita sebut sebagai presiden ini, seringkali jadi faktor penentu apakah Indonesia bisa merdeka atau tidak. Soekarno, siapa yang ga kenal pionir bangsa ini. Ketegasan, kerendahan hati menjadi faktor utama dia bisa memimpin bangsa ini meraih kemerdekaan. Soeharto, berani tegas dan cerdas. Siapa rakyat kecil yang ga suka ama doi. Masih enak jamanku toh? adalah tagline masa kini yang mengungkapkan kebesaran beliau di masa silam. Habibi, satu kata yang tergambar lewat sepak terjang dan filmnya doi, Cerdas. Gusdur, pemimpin nyentrik merangkul semua orang dengan filosofi "kebebasan" yang dia berikan. Megawati, penerus Sang Proklamator. SBY, kalem dan tegas jadi kepribadiannya. Mampu mengentas hutang IMF. Jokowi, pionir blusukan. [Masih dalam proses.....].


Di tengah "kehebatan" mereka, tentu saja banyak juga kecacatan saat mereka memimpin. Tidak netral, diktator, salah momentum, bebas kebablasan, penjual banyak aset negara, tertutup ketegasan, dan terlalu patuh pada partai pendukung, adalah satu dua faktor yang mencoreng bagaimana seharusnya seorang presiden memimpin. Mulai dari sinilah, kecacatan mulai merambah ke seluruh celah - celah kehidupan.


Merangsek ke bawah presiden, yaitu Menteri. Sebelum bapak presiden jadi presiden, doi sudah ngetag "kursi" untuk menteri sesuai berapa banyak persentase partai pendukung. Sulit untuk melihat Menteri yang benar - benar duduk di kursinya sesuai kecapakan dan spesialisasinya. (http://nasional.kompas.com/read/2014/05/16/2244048/mustahil.ada.koalisi.tanpa.bagi-bagi.kursi). Inilah yang kemudian banyak terjadi kasus KKN yang melibatkan parpol dan menteri. (http://news.okezone.com/read/2014/09/08/339/1036072/menteri-dari-parpol-lebih-rentan-terjerat-korupsi). Kita beralih ke lembaga legislatif. Siapa yang ga tau dengan bobroknya "DPR". Dewan Per"yang katanya"wakilan Rakyat juga sangat sulit kita berharap darinya. Penuh dengan intrik, kontroversi, dan sensasi. Hanya sedikit orang - orang DPR yang mementingkan rakyat dibanding kepentingan partainya. (http://www.merdeka.com/politik/kerja-tidak-becus-dpr-sekarang-jangan-dipilih-lagi.html). Melipir ke Lembaga Yudikatif. Hampir sama seperti dua sebelumnya. Ga jauh beda. Jual beli perkara terjadi. Suap menyuap legal disana. (http://nasional.sindonews.com/read/704388/13/mahfud-md-tuding-yudikatif-lembaga-terkorup-1357536770).




Indonesia sebagai negara hukum, punya undang - undang sebagai pedoman bagi warganya. Ibarat pisau bermata dua, undang - undang juga jadi celah yang banyak dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab untuk meraih jalan pintas. Hal ini juga dipicu karena kurangnya pemahaman terhadap Pancasila. (http://www.antaranews.com/berita/451412/lemahnya-pemahaman-pancasila-picu-rendahnya-kualitas-uu).

 
Berbicara mengenai wilayah yang Indonesia, mungkin tiga kata akan spontan terbesit oleh pikiran kita. Luas dan Kaya. Gimana gak dengan luas 1.904.569 km2 dan terdiri dari 13.466 pulau, Indonesia menjadi kepulauan terbesar di Indonesia. Hasil kekayaan kita melimpah ruah kemana - mana. Mungkin tujuh turunan ga akan habis - habis. Namun, sekali lagi apa yang terjadi? Kekayaan ini dipegang oleh perusahaan - perusahaan luar. Mengeruk kekayaan kita tanpa batas. Migas, emas, tambang, batu bara, intan, semua hilang tanpa bekas. Kita hanya menikmati uang hasil kontrak mereka. eh bukan kita. Lebih tepatnya mereka. Mereka yang bekerja sama denga asing. Lalu apa bedanya kita dengan 100 tahun yang lalu? (http://hizbut-tahrir.or.id/2008/07/15/krisis-energi-energi-indonesia-dikuasai-asing/ , http://bisnis.tempo.co/read/news/2013/07/31/092501380/bpk-sebut-sektor-energi-indonesia-dikuasai-asing). Impor bahan pangan yang berkepanjangan. Aneh tapi nyata memang. Lihat bagaimana media memberitakan perbatasan Indonesia, boleh dibilang sangat miris. Negara tetangga membangun daerah perbatasannya untuk memperlihatkan kebesarannya dibanding negara di sebelahnya. Namun Indonesia? justru melupakan dan meninggalkan daerah perbatasan tersebut. Banyak rakyat perbatasan yang dengan nasionalismenya mempertahankan darah nusantara, tetapi mereka hidup dari tanah tetangga.



Masuk ke rakyat Indonesia. Kemiskinan masih terus menghantui kalangan bawah dan menengah. Harga kebutuhan rakyat, bbm sering naik. Nilai tukar Rupiah dan harga saham labil, meluncur bebas. Barang - barang dipalsukan dengan enaknya, demi menjaga ekonomi keluarga katanya. Beras, bakso, kerupuk, dendeng seringkali dicampur dengan bahan kimiawi demi menekan harga produksi. Kesulitan mendapat pekerjaan juga jadi kesulitan rakyat Indonesia. Ini memicu pengangguran, kejahatan, pembegalan, perampokan. Terkadang sifat buruk tersebut merasuk ke orang baik. Seks bebas, narkoba banyak dicoba - coba oleh orang yang sebelumnya belum pernah mencoba. MOS sekolah dan kuliah yang berjalan dengan pembodohan massal. Guru bahkan dosen yang tidak mau tahu, cuek. Giliran ada atasan yang mengintropeksi, semua kelabakan, pura - pura baik. PALSU.



Semua penuh dengan kepalsuan. Pencitraan polisi yang sangat baik di media televisi, namun kenyataannya tak jauh beda dengan preman. Anggota oknum pejabat kalo ditilang, sok berkuasa sok berhak untuk tidak ditilang. Kelakuan orang kaya yang dengan sombongnya seolah - olah uang adalah segalanya. Dan memang betul di tanah air ini, uang adalah segalanya. Orang Indonesia mengidolakan orang luar negeri. Giliran ada orang Indonesia uweleeek (baca:jelek.red) nikah sama bule cuantik, heboh di media massa mengatakan ga pantes ini itulah, akan cerai berapa taun kemudian. Yang gue dan sebagian orang tau dan pahami adalah mereka hanya IRI! Banyak orang Indonesia yang membanggakan orang luar negeri dan menjelek - jelekkan negaranya sendiri (kaya gue). Namun ketika ada orang Indonesia yang sukses di luar sana, mereka labil mulai membangga banggakan diri sebagai orang Indonesia. Padahal orang Indonesia yang sukses di luar negeri pernah mendapat perlakuan bernada merendahkan terhadap karyanya dari orang Indonesia sebelum mereka sukses. Itu semua juga bisa dipicu sama media - media elektronik yang kurang mendidik, media tersebut hanya menayangkan tentang percintaan, penderitaan, kekejaman. Jarang sekali yang mempertontonkan tentang inspirasi hidup!


Bila dilihat dari teorinya, syarat berdirinya sebuah negara adalah Rakyat, Wilayah, Pemerintah yang berdaulat, dan pengakuan dari negara lain. Mungkin secara de Jure, kita secara sempurna mendapat pengakuan dari negara lain. Tapi secara konstitutif? Apakah kita benar - benar merdeka? Bahkan apakah kita bisa benar - benar patut dibilang sebuah negara?


Masih banyak lagi keburukan - keburukan yang ada disini, ga akan cukup bagi gue untuk mengulas semua. Dan sangat tidak etik untuk membuka aib sendiri. Tetapi disini gue hanya bermaksud untuk mengingatkan bahwa kita jauh dari merdeka. Masih JAUH. Mungkin ini hanya penilaian dari orang bodoh yang ga tau apa - apa. Mohon dimaafkan apabila gue juga belum bisa berkontribusi di tanah air ini dan hanya bisa ngomong tanpa batas disini. Sekali lagi, gue hanya mau mengingatkan akan kondisi negara ini yang sering terlupa oleh sebagian orang. Bahkan masih banyak di luar sana, ketika ditanya berapa umur Indonesia, mereka hanya bisa geleng geleng kepala. Namun ketika ditanya Lionel Messi berasal dari klub mana? Mereka semua hapal di luar kepala.


Tapi di lain hal, banyak yang masih bisa dibanggakan dari negara ini. Masih banyak orang - orang yang dapat mengisi masa depan Indonesia yang lebih baik. Setidaknya, kita masih punya harapan untuk bisa lebih merdeka di masa depan. Tak peduli berapa tahun lagi. Kami akan tunggu dan berjuang semaksimal yang kita bisa. Sama seperti beberapa puluh tahun silam, ketika para pahlawan dengan sabar menunggu dan berperang dengan peluh darah merah mencapai kemerdekaan dari jajahan bangsa lain.

Selamat ulang tahun Indonesia, semoga lekas lepas dari penjajahan, MERDEKA!

Tujuh belas agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka

Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih di kandung badan
Kita tetap setia tetap setia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap setia
Membela negara kita


DIRGAHAYU
REPUBLIK INDONESIA


[JAJOY] Jalan Jalan Njoy: Goa Pindul

1 comment

Kali ini awak mau ngasih tau kepada ente - ente pembaca setia blog ini kalo gue mau nerbitin artikel dengan hashtag JAJOY yang merupakan singkatan dari Jalan - Jalan [e]Njoy. Isi dari seri ini ya ga lain dan ga bukan adalah tentang ... Yak betul! Tuh udah gue kasih tau kepanjangannya kan. Langsung aja deh daripada kelamaan berbasa basi dan kelamaan menunggu cintamu yang telah padam.

Hari Selasa, tepat 4 hari setelah Hari Raya Idul Fitri, kita sekeluarga udah ngerencanain mau jalan - jalan. Namanya keluarga gue, pasti kurang afdol rasanya ga ribut ribet dulu sebelum pergi. Ribetnya mulai dari kita mau kemana, berangkat jam berapa, apa aja yang dibawa, sama kamu maunya sama siapa #eaa. Akhirnya setelah lama ribut soal itu, kita sekeluarga sepakat buat cabut ke Goa Pindul, menggantikan destinasi Pantai Nampu.


Goa pindul adalah gua purba yang dilintasi aliran air sejauh 350 m dan dihiasi stalaktit stalakmit dengan ragam bentuk yang eksotis. Goa Pindul terletak di daerah Gunung Kidul, kalo dari kampung gue Wonogiri ya kira - kira menempuh kurang lebih 3 jam perjalanan termasuk 1 jam buat nanya jalan. Ceritanya, gue berangkat jam 08.00. Sementara pasukan yang gue bawa ada 7 orang yang terdiri dari gue, nyokap, bokap, ade, 2 sepupu, dan ga ketinggalan embah gue. Back to the topic, pokoknya kalo dari Wonogiri, jalan yang harus ditempuh itu melewati Manyaran - Semin.


Pas udah masuk daerah - daerah Gunung Kidul, lo harus fokus buat ngeliat plang penunjuk jalan. Soalnya mulai dari perbatasan, banyak banget reklame - reklame dari warga setempat untuk ngasih tunjuk jalan ke Goa Pindul secara gratis. Sebenernya lo bisa sih nanya ke mereka, terus dianterin deh. Nah yang jadi permasalahin, lo bakal dianter ke operator yang mana. Jadi, berdasarkan hasil curhat - curhatan sama tour guide gue, operator Goal Pindul itu ada 9 yang direpresentasiin sama beberapa warna. Berarti ada 9 warna yang merepresentasikan 9 operator Goa Pindul. Gue merekomendasikan untuk diantar ke operator Tunas Wisata (warna merah) aja. Kenapa? Karena operator ini letaknya di depan Goa Pindul persis. Sebenernya sih, Tunas Wisata ada 2 kantor. Satu di depan Goa Pindul, satu lagi agak jauhan. Nah, gue waktu itu ke kantor yang agak jauhan, disini traveler yang ngantri ga sebanyak yang ada di pusat. *bukanpromo*


Soal harga? Jangan ditanya! Apa sih yang ga murah di daerah sekitaran Jogja. Jadi sebelum kita memasuki area Goa Pindul, kita dikenakan charge 10.000 per orang. Katanya sih ini dana masuk ke kantong pemerintah daerah. Nah, buat wahananya sendiri, ada macem - macem variasi nih. Gue kasih nih rincian harganya:

Goa Si Oyot : Rp. 45.000,-
Goa Pindul : Rp. 30.000,-
Rafting Kali Oya : Rp. 45.000,-
Goa Emas : Rp. 30.000,-
Situs Sokoliman : Rp. 15.000,-
Sendang Kyai Sejati : Rp. 10.000,-
Pembuatan Wayang Sodo : Rp. 10.000,-
Pabrik Minyak Kayu Putih : Rp. 15.000,- 

Home stay : Rp. 25.000,- / orang 

Offroad : Rp. 300.000,-  (maximal 3orang / armada) 
Flying Fox : Rp. 20.000,-

Pas sampe gue langsung ngambil paket Goa Pindul sama Rafting Kali Oya. Setelah proses administrasi, kita diwajibkan buat make alat pengaman standarlah kaya itu tuuh....hayo jangan omes......kita disuruh make baju pelampung dan menanggalkan segala atribut ganteng kita (celana jeans, jam, kemeja.red). Pokoknya barang selaen baju gembel sama hape kita titipin. Semua Aman!!


Berangkat dari kantor cabang, gue ga menyangka kalo kita bakal dianter mobil Pajero a.k.a mobil panas njobo njero (panas dalem luar) a.k.a mobil pickup keluaran taun 70an maybe. Dari kantor cabang ke kantor pusat memakan waktu 3-5 menit. Sampe di tekape pertama yaitu Goa Pindul, kita disuruh nunggu ban pelampung. Setelah ban datang dan kita megang masing - masing, meluncurlah kita ke goanya. Namun kita harus antri lagi akibat massa yang terlalu membludak :( *disarankan buat dateng kesini pas bukan hari libur lebaran/libur bersama*

Setelah menunggu giliran sekitar 10 menit, tibalah saatnya gue memasuki Goa. Goanya ga jauh beda sih sama goa2 yang pernah gue kunjungi macem Goa Gong, yang bedain sih cuma ini ada aer dan ban pelampungnya. hahaha. Menurut gue keren sih, kita bisa nonton pemandangan stalaktit dan stalakmit sambil santai tiduran, kaki nyepak - nyepak aer, dan mata memandang mencari cewe cakep (kalo rame). Di akhir perjalanan, kita dibolehin tuh ngelepas ban dan berenang sendiri. Cool banget ga sih kalo kita bisa maen loncat-loncatan dari batu yang menjulang dari bawah goa.


Di bagian akhir Goa, kita bisa berenang - renang melepas ban dan kalo berani sih bisa lepas pelampung di badan juga :" Caving ini juga diakhiri dengan raut muka mbah yang mendadak pucat plus pusing tanda masuk angin. Katanya sih doi takut gitu di dalem gelap banget dan di dalem ngeliat makhluk yang matanya bercahaya (kelelawar.red). Doi juga curhat katanya takut goanya ambrool. Yoweeeesss, satu peserta melambaikan tangan ke kamera bung dan kembalilah doi ke basecamp untuk duduk duduk cantik minum teh anget sambil mengobati traumanya akan Goa Pindul :(

Selanjutnya, kita move on ke tekape kedua, yaitu Kali Oyo. Seperti biasa kita dianterin naek Pajero lagi. Untuk rafting kali oyanya sendiri sih menurut gue agak boring, soalnya cukup lama rafting di kali ini sekitar 20 - 30 menit. Rafting disini bukan rafting kaya biasanya rafting dimana banyak arus - arus tajam yang membuat adrenalin kita melonjak. Rafting di kali oya hampir sama kaya di Goa Pindul cuma kali ini ga ada atapnya alias ga ada goanya. Dibalik ke-boring-an itu, mungkin yang bikin gue takjub adalah kadang ada beberapa air terjun kecil di pinggiran kali oya dan kalo berani kita bisa loncat dari ketinggian 5-10 meter. Bikin adrenalin naek bukan? Emang sih keliatannya ga tinggi tinggi amat kalo dari bawah. Nah nyali lo bakal ciut kalo udah ada di atas.


Akhirnya kelarlah perjalanan kita dari mulai jam 8 pagi sampai jam 3 siang. Menurut gue sih, destinasi ke Goa Pindul jadi alternatif lain yang sangat gue rekomendasikan. Kenapa gue rekomendasiin? Karena bagi gue, pelayanan di Goa pindul salah satu yang paling de best dari beberapa destinasi wisata yang sering gue datengin. Buat tempatnya sendiri, ajib lah buat putu - putu selfie sukaesih.

Sumber Image: Google + Sendiri

Jangan Ganggu Aku, Om!

14 comments
Postingan kali ini menceritakan tentang bagian dari hidup gue yang cukup hina buat gue umbar di media sosial. Cerita ini adalah salah satu titik nadir dalam hidup gue. Butuh waktu buat mengobati trauma yang udah gue peroleh. Bahkan sampai saat ini, kejadian itu masih terpampang nyata di depan mata gue.

Kisah ini bermula pada hari yang terik itu....

Minggu pagi, gue bermaksud buat balik ke Tangerang sehabis malem mingguan di Depok. Entah karena gue kecapean gara - gara mencurahkan elektro energi yang ada di dalam diri gue buat goyang di acara kampus gue atau gara gara gue ga minum air mineral Akuah, pokoknya abis bangun tidur gue jadi kurang fokus plus ga konsen.

Gue berangkat dari Depok kira - kira jam 10-an dan sampe di Stasiun Tangerang jam 12 siang. Fyi, bagian pintu masuk Stasiun Tangerang lagi dipugar plus ruko - ruko yang ada di lahan PT. KAI dibabat total a.k.a digusur. Ga kebayang kan tuh gimana panasnya situasi dan kondisi waktu gue keluar dari pekarangan stasiun.

Sebelumnya, gue udah janjian sama adek gue buat ngejemput make motor di stasiun. Gue awalnya juga udah niat kalo juga bakal mampir ke rumah temen gue buat ngambil NPWP soalnya searah jalan pulang. Berhubung, nyokap ngajak pergi akhirnya adek gue ga jadi jemput naek motor. Adek gue jemput bareng nyokap bokap naek mobil. Alhasil, ketepatan waktu gue dijemput jadi molor dari yang udah gue perkirakan. Gue pun menunggu cengo kepanasan di depan stasiun sambil makan cimol dua rebuan.....

Disinilah kejadian itu terjadi. Kejadian ini terjadi begitu cepat dan gue butuh waktu sekian menit untuk mengerti dan memahami tentang apa yang telah terjadi. 

Gue nunggu di seberang Stasiun Tangerang, tepatnya di depan Masjid Agung Al Ittihad. Yah, gue sebagai anak ga tau malu plus ga tau diri dengan enaknya duduk di emperan trotoar depan mesjid buat nunggu. Satu menit sebelum kejadian, gue lagi ngubek ngubek tas ngeluarin tab sama dompet. Saat itu juga, jalanlah seorang bapak - bapak berperawakan gemuk sambil ngeliatin ke arah gue. Kalo diliat liat perawakannya mirip bapaknya Alm. Olga Syahputra, Bapak Nur Rohman. Gue sebagai orang polos plus berhati suci *preeetttttt* ga berburuk sangka sama bapak itu.

Namun, gue harus membayar mahal tentang apa yang gue pikirin itu. Sesaat bapak tersebut melirik gue, bapak - bapak itu langsung ngajak ngobrol gue. Dengan bapak itu masih ngeliatin gue sama barang - barang yang gue keluarin, bapak itu mulai ngajak ngomong gue dengan keadaan bapak itu berdiri dan gue masih ngejogrok di emperan.


Bapak X: Mas, lagi jualan disini yaah?

Gue langsung mikir, "Mungkin karena gue ngeluarin dompet plus tab kali, gue dikira penjual yang lagi ngitung apakah duit yang gue punya cukup ga buat cicilan panci".

Bapak X: Jualan apaan mas? *Sambil ngelirik dompet dan tab gue*

Gue langsung suudzon dalam hati, "Mampus nih gue, bakal dihipnotis terus barang - barang gue bakal diambil juga nih". Gue langsung memalingkan muka, ga berani natap mukanya. Gue pun menjawab sambil menatap akang jualan cimol dibelakang bapak itu biar pura2nya ngeliatin si bapak X ini dan ngejawab: wah, saya enggak jualan pak. saya disini lagi nunggu

Bapak X masih kepo dan nanyain gue lagi: Nungguin siapa ya mas?

Gue dengan yang masih takut dihipnotis: Nungguin dijemput teman saya pak

Bapak X: Oh lagi nungguin temennya ya mas, yaudah hati - hati yah mas

Gue: Wah iya pak *sambil nyengir*

Bapak X: Eh iya, ngomong - ngomong kamu ganteng juga yah. Bapak itu seolah melihat gue dengan detail

Gue: iya pak *kemudian nyengir dengan tatapan kosong*

Bapak X lantas merespon dengan sebuah cengiran dan langsung berlalu dari pandangan gue seabis ngomong

Gue terpaku dan perlu me-load ulang mengenai apa yang telah terjadi beberapa menit yang lalu. Merangkai benang kusut tentang apa yang dimaksud bapak itu. Seketika gue udah sukses memutar memori dan gue udah memahimanya, gue hanya bisa bengong sambil memperlihatkan muka begini.


kamu ganteng juga yah....kamu ganteng juga yah....KAMU GANTENG JUGA YAH....kata - kata itu terngiang jelas di kepala gue. Gue ternoda. Rusak sudah tampilan image muka gue yang dulu digandrungi kaum wanita, namun kini juga merambah ke dunia BAPAK - BAPAK ITU!! Baru kali ini gue digodain seorang bapak - bapak, bukan wanita maupun bencong. Gue menangis dalam hati ini. Miris...

Oh MY GOD!

Fenomena Terkampret (part 2)

4 comments
Seiring waktu yang terus berjalan, dan seiring kamu yang terus kurindukan, banyak dari kita pasti sudah mengalami kejadian - kejadian unik mulai dari non mistik sampai mistik. Salah satu kejadian yang akan paling dikenang dan sering menimpa ke semua rakyat di muka bumi ini, ya, tidak lain tidak bukan adalah Fenomena Terkampret. Suatu fenomena yang menghinggapi diri kita sampe - sampe kita spontan ngomong, "kampret, kok bisa - bisanya sih".

Lanjutan dari fenomena - fenomena yang udah gue bahas di posting-an terdahulu (Baca: Fenomena Terkampret), kali ini gue bakal ngebahas kejadian - kejadian lain yang gak kalah kampretnya sama yang sebelumnya.

1. Hujan


Cerita dimulai ketika Baskoro, bukan nama sebenarnya, sedang merencanakan nge-date malem mingguan sama si doi, Yuksri. Hati Baskoro berbuncah - buncah mengetahui bahwa malam ini adalah malam 7 harian doi dengan gebetannya. Tak sabar, di siang yang cukup terik, Baskoro menelepon Yuksri untuk mengajak bersiap - siap agar sore harinya bisa langsung pergi. Ketika sore tiba, Baskoro yang saat itu sedang memakai baju barunya kaget setengah mati, Baskoro kaget bahwa cuaca yang tadi siang sangat panas berubah menjadi mendung, tanda turun hujan akan tiba. Namun, Baskoro tetap berbesar hati. Untuk cinta kepada Yuksri, hujan badai akan dilewati. Sesaat setelah menyalakan motornya, geluduk menyerang kompleknya. Hujan dan angin bergabung menjadi satu. Ibu dari Baskoro lantas kemudian melarang Baskoro untuk pergi. Apa daya, Baskoro yang punya penyakit masuk angin akut tidak jadi pergi. Lantas, ia menelepon Yuksri dengan perasaan sedih. Yuksri, yang merupakan seorang yang percaya mitos, langsung bicara ke Baskoro bahwa ia mau putus dengan Baskoro. Yuksri percaya bahwa alam tidak merestui hubungan mereka yang sudah sampai tujuh harian tersebut.

Kesel gak sih lo, ketika udah rapih - rapih mau berangkat ke suatu tempat terus tiba - tiba negara ujan menyerang. Tadinya yang udah semangat pengen pergi jadi ga jadi berangkat gara - gara ujan. Kalo misalkan masih tetep mau pergi ya paling enak kalo punya mobil, lah kalo ga punya. Makin harus berjuang lagi aja buat pergi. Mulai dari nyiapin payung, jas ujan. Kena cipratan kalo lo naek motor.  Namanya juga kejadian, pasti ada pro kontranya. Kontra buat orang - orang yang emang sengaja mau pergi. Ujan menjadi penghambat bagi kepergian mereka. Buat yang pro, hujan adalah anugerah bagi mereka. Mereka yang haus akan air, haus akan udara yang adem, dan yang terakhir haus akan kasih sayang. Kampret sih, yah tapi mau gimana lagi. Toh alam sedang berkehendak. Yang bisa kita lakuin cuma menikmatinya.

2. Balas SMS


Celenting....Bunyi hape Suroto memecah suasana kamarnya yang sepi. Suroto, pemuda 18 tahunan, merasa sedang asik - asiknya pedekate sama Sundari. Setiap malam pasti Suroto selalu menanyakan Sundari perihal kegiatan - kegiatan yang telah dijalani Sundari pada hari itu. Boleh dibilang, Suroto cinta mati dengan Sundari sejak pertemuannya dengan Sundari di toko konter pulsa 2 bulan silam. Sedetik setelah balasan "iya" dari Sundari, Suroto langsung membalas pesan singkat dengan panjang hampir dua essay. Tak lama, sekitar dua harian, Sundari membalas pesan Suroto dengan "ok". Hanya dua kata yang mampu Sundari curahkan untuk Suroto. Bagi Suroto, balasan dari Sundari menandakan kesederhanaan cinta Sundari kepada dirinya. Cinta yang diidam - idamkan bagi setiap orang bukan?

Sedih gak sih kalo lo lagi butuh sama seseorang atau lo lagi pedekate sama gebetan tapi direspon ala kadarnya. Emang sih ada sebagian orang yang emang sibuk jadi agak lama bales - balesin sms yang dia dapet. Nah kalo ada orang, udah lama banget balesnya ditambah kata - kata yang dia kirim ga niat banget macem "oke deh", "hahaha", "oh gitu", dan kata singkat lainnya. Kampret memang. Saran gue nih yah buat yang sedang ngegebet, mending mundur terhormat aja deh kalo udah ada tanda - tanda kaya gitu. Cari yang bisa menghargai lo. #curhatanjomblobijak #jomblosokmemotivasi #tetapjomblo

3. Tugas dan Mati Lampu



Kamis malam, telepon berdering. Kriiingggg. Suparjo mengangkat, kemudian berbicara sembari menolak ajakan temannya, Rajo. Suparjo ternyata diajak oleh Rajo untuk hang out ke kampung sebelah. Alasan penolakan yang dilakukan Suparjo terbilang sederhana. Tugas. Suparjo tidak akan membuat tugasnya terbengkalai lagi setelah sebulan menunda - nunda tugasnya akibat selalu bermain dengan Rajo. Tepat malam itu, Suparjo harus mengumpulkan tugas tersebut kalau tidak Suparjo tidak bisa naik kelas lagi. Sedang asik - asiknya ngerjain tugas, suasana malam yang tadinya dihinggapi suasana semilir angin yang melambai kini berubah menjadi angin yang menampar setiap benda yang dilewatinya. Suasana malam itu menjadi riuh karena diluar sedang hujan lebat. Suparjo menghiraukan apa yang sedang terjadi di luar, dia sedang fokus untuk mengerjakan tugasnya sampai kelar. Hingga suatu waktu, bunyi gelegar petir menggelegar. Satu menit kemudian. Deg. Jantung Suparjo berhenti sesaat menyaksikan gelapnya ruangan. Mati listrik dan mati pula komputer yang sedang dipakai Suparjo untuk mengerjakan tugasnya. Satu kalimat yang ada di pikiran Suparjo, "matilah awak pula ini". 

Kalo udah begitu, kelar udah idup lo, men. Gue pernah sekali kejadian kaya gini, rasanya nyesek abis. Disaat lo hampir nyelesaiin tugas yang udah lo buat, tiba - tiba PLN tanpa merasa berdosa, matiin listrik setengah komplek. Bayangin men SETENGAH KOMPLEK. Jadi cuma sebagian dari komplek area kosan gue yang mati lampu. Dan yang lebih suenya, gedung kosan gue yang dimatiin lampunya. Sedih memang, yang hanya bisa gue lakuin adalah meratapi nasib tugas gue dan nasib mengapa gue masih jomblo sampai detik ini.

Youtube Music

1 comment
Youtube.....

Ngomongin tentang "tabung kamu", ga ada salahnya ngomongin tentang video - video yang enak buat ditonton. Terlebih lagi, jaman sekarang yang merupakan sebagai jaman ajang eksistensi, promosi serta reinkarnasi, youtube dijadiin media buat memperkenalkan diri kita ke khalayak ramai. Banyak orang yang kepengen nunjukkin bakatnya ke orang - orang, salah satu bakat itu adalah nyanyi.

Kalo zaman baheula, orang - orang yang punya bakat nyanyi itu harus susah payah memperkenalkan dirinya ke masyarakat. Mereka harus melewati lembah, mengarungi samudra, meloncati kawah magma hanya untuk tampil di kondangan - kondangan acara sunatan, kawinan, 17 agustusan. Di jaman serba gampang ini, mereka - mereka yang punya bakat nyanyi dengan gampangnya ngenalin diri mereka ke seluruh kolong dunia.

Disini gue mau merekomendasikan beberapa artis youtube yang keren untuk diliat bakat nyanyinya. 

1. Pentatonix

Kelompok Acapella asal Amerika ini sering banget nge-cover lagu - lagu yang lagi nge-hits di belahan seantero dunia. Pentolan dari grup Acapella ini adalah Scott, Mitch, Kirstin, Avi, dan Kevin. Pokoknya grup ini ngingetin gue sama grup Nasyid gue waktu jaman SMA!



2. Boyce Avenue

Siapa yang ga kenal sama Boyce Avenue? Grup band yang digawangi oleh Manzano bersaudara ini paling banyak diminati oleh orang - orang di dunia maya. Mereka sering banget nge-cover lagu - lagu jadi lebih asik buat di denger. Lagu coveran-nya pokoknya enak banget buat dijadiin obat tidur, obat semangat, dan obat penghilang duka gegara abis ditolak gebetan.



3. Jannina W.

Si pemudi cantik asal Thailand ini mulai merambah dunia Youtube baru - baru ini. Mungkin lagu yang di-cover ga sebanyak dari grup - grup yang udah gue sebutin sebelumnya. Gue seneng gara - gara gue bakal adem kalo ngedenger suaranya. Ga cuma itu, gue juga bakal adem ngeliat mukanya.



4. Walk of the Earth

Pernah ngeliat 5 orang mainin satu gitar? Kalo lo mau liat, Walk of the Earth solusinya. Grup paling kacao mainin segala alat musik buat nge-cover suatu lagu. Gue paling demen kalo ngeliat orang brewokan mirip Limbat udah niup terompet.



5. ERB

Epic Rap Battle of Historyyyyyyy.... Dua orang di belakang layar, nicepeter sama epiclloyd berhasil menghipnotis jagat dunia maya sama ide - ide pecah dari mereka. Gimana ga pecah, mereka berhasil ngidupin lagi legenda - legenda, tokoh fiktif, bintang yang lagi nge-hits untuk diadu kemampuannya tapi ngadunya make nyanyi RAP. Beehh, gokil abieeeessss.


Sebenernya masih banyak lagi yang bagus - bagus, karena kelima diatas yang paling gue suka jadinya yang gue posting ya yang diatas. Mungkin temen - temen bisa nambahin siapa - siapa aja yang keren nyanyinya di yutub dengan komen dibawah yaaah.

So Close

5 comments
Impian begitu dekat untuk terjadi
Keberagaman kemungkinan dapat membuat menjadi tak pasti
Ketika ku mencoba untuk mendekati
Tentunya, dengan berusaha setengah mati

Berharap berakhir sesuai dengan kepuasaan hati
Namun, ketika sudah begitu dekat dengan mimpi
Tuhan berkata tidak untuk ini
Bergetarlah hebat sesuatu pada nadi

Ketika semuanya sudah begitu dekat
Kau mengguncangku dengan hebat
Meninggalkanku dalam mimpi yang sekelebat
Mengubur impian di dalam lubuk hasrat

Mencoba merenung dalam sakit
Menahan kelu kekecawaan sampai kulit
Suatu saat, satu harapan tiba-tiba terbesit
Mencoba bermimpi kembali lalu bangkit

Ada banyak cerita mengenai puisi ini. Banyak orang yang bermimpi namun tidak sesuai ekspektasi. Tapi ada satu yang Tuhan pastikan. Sesungguhnya setelah kesulitan itu pasti ada kemudahan. Allah berjanji dalam firman-Nya di dalam Al - Quran. Aku percaya dan kita pasti percaya, dibalik hilangnya sesuatu yang diharapkan pasti akan muncul kesempatan - kesempatan yang kita butuhkan di kemudian hari. Camkan itu!

Ojek Jual Mahal

10 comments

Cerita bermula ketika gue baru balik dari suatu daerah, Pejompongan lebih tepatnya. Biasalah ya, sekitaran jam 6 sore menjelang waktu maghrib, mobil motor sudah mulai menyelimuti jalanan petang hari. Orang - orang pada hilir mudik, entah itu yang abis pulang kerja, pulang nyangkul, berangkat mau cari nafkah karena kedapetan shift malem, termasuk para pembegal. Standar lah buat ukuran Jakarta dimana jam segitu orang - orang berada di luar rumah.

Kelar semua keperluan gue di pejompongan, lanjutlah gue buat nyari jalan balik ke rumah. Gue sebagai anak Tangerang yang kalo kemana - mana make KRL, tentunya sangat ga ngerti naek transportasi selain KRL kalo udah maen ke Jakarta. Lantas gue langsung menghampiri mas - mas satpam yang ada di gerbang komplek LAN.

Gue : Pak, numpang nanya nih.
Mz Satpam : Iya, boleh dek. Nanya apa nih? Tapi jangan nanya jodoh kamu dimana ya. Sumpah saya gatau, dek.
Gue dalem hati : (Kampret nih bapak.....) 
Gue : Pak, kalo dari sini ke Slipi naek angkutan apa yah.
Mz Satpam : Jadi gini kamu dari sini naek bla bla bla bla bleb mmmm blala turun di jembatan bleb mblem cekuik bla bla lanjut lagi deh tuh naek bla bla bla bla bleb mmmm blala nah sampe dah tuh di bleb mblem cekuik bla bla.
Gue hanya bisa cengok
Mz Satpam : Kalo mau gampang sih mending mas ke depan terus naik ojek deh.
Gue : Jadi bisa naek ojek pak? (ngapa ga bilang dari tadi pak'e<---ngomong dalem ati). Berapa yak pak kira2?
Mz Satpam : Bisa mas. Buat harganya sih silahkan dinegosiasikan dengan kang ojek bersangkutan.
Gue : Makasi pak. Sambil ngasih salam hormat.

Kemudian, jalanlah gue ke depanan sikit. Eh apa yang gue harapkan ternyata terjadi. Sekumpulan kang ojek sedang lagi ngobrol2 asoy. Langsung aja deh gue samperin ke salah satu nominasi kang ojek yang akan gue naeki.

Gue : Bang, Slipi.
Kang Ojek : Nyoook. (Sambil make helm buat cusss)
Gue : Eiitttss, entar dulu bang. Berapa dulu nih buat ke Slipi?
Kang Ojek : 15 rebuuu
Gue : Ebuseeettt, biasanya juga 10 rebu bang *sotoy* (padahal gue gatau harga biasanya). Yah, bang. 10 aja yak bang. Ga ada lagi nih duit saya. Saya cuma mau ke halte Slipi doang nih. (Sambil nyodorin duit gocengan 2 lembar)
Kang Ojek : Ga bisa dek, lagi macet nih jalanan ke Slipi. 15 hayoook deh. (Sambil nyopot helm)
Gue : Yah bang. Saya tambah deh ini 2000-an. Pas dah tuh. Saya senang, abang senang, dan Pak Satpam pun akan senang. Gimana bang?
Kang Ojek : Tambah lagi deh dek 3000 biar pas jadi 15 rebu. (Masang helm ke kepalanya lagi)
Gue : Yaudah, saya tambah seribu deh bang. (Sambil nyodorin duit gopekan 2 biji). Penghabisan nih bang, duit saya tinggal segini.
Kang Ojek : Yah dek, 15 rebu udah paling pas tuh. Coba deh tanya aja ke ojek yang lain. (Sambil nunjuk ke ojek lain dibarengin nyopot helm kembali)
Gue : Jadi, ga bisa nih bang. Yaudah deh. Saya ga jadi ngojek.

Gue kemudian jalan agak ke depanan. Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Kang ojek dari arah lain yang sedang jalan nawarin ojek ke gue. Cuma sekali nawar ternyata berhasilah bapak ojek mau nganterin gue dengan 12 ribu. Pas gue mau naik ojek, kang ojek yang pertama nyamperin gue. Berhubung gue udah dapet ojek baru, alhasil dia ga jadi nawarin gue dan langsung balik puter arah kembali ke sarangnya.

Sejujurnya, ini bukan tentang kepelitan gue yang ga mau bayar lebih buat kang ojek. Tapi ini tentang harga diri gue sebagai penawar, coy. Karena gue pikir akang ojek terlalu jual mahal ketika gue nawar. Padahal disana gue udah menerapkan prinsip win win solution. Tapi gegara abangnya yang terlalu jual mahal, akhirnya gue ga jadi ngojek ke dia. Padahal kan ini yang butuh bukan cuma gue doang.


Sebenernya kasus gue bisa diaplikasikan nih buat para cowo/cewe yang ketemu sama gebetan/pacar yang sok jual mahal. Satu hal yang jangan lo lakuin. Ngemis. Kadang, ketika lo jatuh cinta, lo ga akan mengakui dan meyadari kalo lo sedang ngemis - ngemis akan cintanya. Wake up, guys. Diri lo bisa dapetin yang jauh lebih baik daripada sekedar ngemis akan cinta yang belum tentu bisa memberikan apa yg lo harapkan. Cinta itu kebutuhan semua orang. Maka carilah cinta yang win win solution, cinta yang bisa menyenangkan kedua belah pihak. Ga cuma satu doang!

Mandi Hujan

11 comments

Siang -siang begini, yang tadinya panas kerontang berubah jadi awan mendung. Seketika turunlah hujan bermaksud membasahi hati ini...eh maksudnya membasahi komplek perumahan ini. Kalau hujan - hujan gini, gue jadi teringat berapa tahun silam ketika gue masih imut, lugu, dan tak berdosa.

Gue kelahiran tahun 90-an dimana yang namanya gadget belom sebanyak dan secanggih sekarang, ya paling mentok gadget tercanggih yang gue maenin dulu adalah game bot, ding dong, sama hape nokie yang game-nya masih snake. Back to the topic, tentunya gara - gara itu, jaman dulu gue bukanlah anak rumahan yang tiap hari kerjaanya di rumah doang, dulu gue adalah seorang anak komplekan.

Anak komplekan kerjaannya kalo pulang sekolah langsung ngibrit keluar rumah maen sama temen - temen sepantaran lainnya. Kalo ga dijadwalin tidur siang sama nyokap, gue maen ke luar entah itu buat maen gundu, maen gambaran di rumah orang, atau main apapun yang bisa dimaenin....tapi kita ga pernah maenin hati perempuan loh yah.

Momen yang paling ditunggu - tunggu adalah momen ketika hujan datang mendera komplek tercinta. Diinisiasi oleh seorang bocah yang langsung keluar rumah buat ujan - ujanan. Gue sok - sokan aja ke teras rumah, mencoba menadahkan air ujan di tangan dan dilanjutkan dengan membasahi rambut supaya tampak basah bin lepek. Aksi ini lantas diakhiri dengan nyamperin nyokap sambil minta ijin buat ujan - ujanan. Ga lupa make muka melas dengan rambut yang masih lepek dibuat sedemikian rupa sehingga apa yang gue lakuin dimaksudkan buat meyakinkan nyokap. Kalo ujan enggak gede - gede banget, trik yang gue lakuin sebelumnya pasti berhasil. Nyokap ga berkutik.


Paling seru ketika mandi ujan adalah main bola. Tau sendiri lah yah, bukannya main bola yang bener, yang ada kita pada maen sliding - sliding-an. Diawali dengan lari kecil dilanjutkan sosoran kaki sejajar dengan lapangan, kita main dah tuh tekel- tekel-an kepada siapa saja yang megang bola.


Biasanya kalo ujan berangsur lebih deras, biasanya kita ke belakang komplek. Di belakang komplek, ada sekolah SD Negeri dimana jalan di depannya yang udah di aspal biasanya kalo ujan gede gini bakal banjil. Insting kita sebagai anak kecil tentunya ga mau melewatkan kejadian langka ini dong, kita mandi - mandi unyu gitu di tempat banjir macem berenang di kolam renang. Ketika hujan selesai biasanya kita langsung balik ke rumah, yah emang udah haknya anak kecil kalo pulang ke rumah abis main pasti selalu diomelin. Tapi omelan ini ga bakal menghambat kita buat maen ke luar rumah lagi ketika negara hujan menyerang.

Sejujurnya di umur gue yang sekarang, gue merindukan momen - momen seperti itu, bermain tanpa beban, bermain dengan berinteraksi dengan orang lain, bermain dengan mengaktifkan semua fungsi badan. How I miss that moment. Sayangnya gue terkadang sedih melihat anak di jaman sekarang, mereka mungkin udah pada males kali ya kalo maen kaya begituan, mereka mungkin lebih suka buat maen di rumah, maen di depan gadget atau komputer mereka. Sangat disayangkan :(


Institusi Keki

6 comments

Rasa - rasanya makin tua dewasa gue, kepelikan negara ini kian menjadi - jadi juga deh yak. Gue sebagai masyarakat awam nan polos merasa miris, sadis, dan meringis melihat kehidupan negara Indonesia tercinta. Gimana ga terasa teriris coba hati abang ini, dikalau tiap hari abang melihat di tivi - tivi, para pejabat - pejabat tinggi itu ribut soal ini itu. Satu masalah kelar, muncul masalah lain. Ga ada habis - habisnya. Ini ibarat rindu gue sama doi yang ga ada abis - abisnya. #tsaah #padahal jomblo

Kemaren waktu mau pilpres, gue sok-sokan bahas masalah politik (Baca: Kefanaan Fanatisme). Kali ini, gue juga bakal ngebahas tentang masalah politik - politikan. Soalnya seru banget men kalo bahas ginian, apalagi kalo yang baca nih posting-an jg melek dunia politik. Kita sebagai anak muda, jangan cuma ngomongin masalah perpacaran doang yg ga ada abisnya, politik jg harus kita kulik abis - abisan. Ye gak?

Melihat perkembangan dan sepak terjang berbagai institusi di televisi, ada banyak dari mereka yang memberikan prestasi yang membanggakan namun ada pula nih yang kerjaannya cuma buat kita geleng - geleng kepala, kesel, merasa pengen matahin leher orang gitu. Nah disini, gue mau nyebutin institusi yang bikin kita keki tiap hari.

1. Kepolisian

Siapa yang ga kenal polisi? Berdasarkan survey semasa kecil, sebagian besar bocah SD memimpikan kelak kalo udah dewasa mau jadi polisi. Mereka menganggap polisi adalah profesi membanggakan dengan badan kekar, gaji melebihi standar, dan dapat diandalkan buat nangkepin para pembegal. Namun ketika mereka udah gede, mindset tentang polisi berubah 180 derajat. Gue punya pertanyaan nih, coba tolong deskripsiin polisi? See, mungkin yang terbayang di pikiran kalian adalah tentang kejelekan - kejelekannya. Mulai dari seseorang yg tiap hari kerjaannya mencari kesalahan sebanyak mungkin terhadap pengendara demi sesuap nasi persis kaya cewe yang lagi pms, sampai yang terbaru kerjaan mereka adalah ribut - ribut sama KPK macem anak bocah.

2. DPR

DPR singkatan dari Dewan Perwakilan Rakyat. Kalo di tivi - tivi sih, kerjaan mereka cuma tidur, ngebokep, sama korupsi. Eh kadang juga jalan - jalan deng macem study tour anak SMP gitu, mereka sih bilangnya studi banding gitu. Btw, di DPR ini terdiri dari bermacem - macem latar belakang loh, ada yang dulunya preman, pedagang, penyanyi, dancer, pelatih aerobic emak - emak, sampe artis papan atas. Sangat beragam kan yak. Mungkin suatu saat nanti, gue yakin pembegal juga bisa jadi anggota Dewan yang tercinta ini. Eh tapi udah ada deng, banyak tuh pembegal duit rakyat yang berkeliaran bebas di gedung DPR sana. huft

3. PSSI

Cuma di Indonesia mungkin yang pada suatu periode tertentu punya dua orang pimpinan yang "mengaku" jadi ketua PSSI. Ga cuma itu, yang lebih miris lagi adalah kita punya dua liga utama. What theee fffff.... Beginilah kerjaan orang - orang yang haus kekuasaan sehingga terbengkalai sudah organisasi yang dipegangnya. Suka lucu juga kerjaan PSSI ini. Sebagai contoh, ada oknum dari PSSI yang bilang ke media kalo pemerintah lebih baik ngurusin PBSI buat memperbaiki prestasi bulu tangkis Indonesia. Mau tau gak kerjaan PSSI lainnya? ngurusin masalah sepak bola gajah, ngurusin utang gaji pemain, ngurusin pemain yang adu pencak silat, ngurusin nolak bantuan pemerintah. Dan di dalam hati gue yang terdalam cuma ada satu pertanyaan. Kapan ngurusin timnas Indonesia biar berprestasi?

---

Mungkin kita sebagai anak muda nan kece, saat ini cuma bisa mandangin sambil geleng - geleng kepala buat ngeliatin hal - hal yang ga becuh yang udah mereka kerjain. Mungkin juga yang keliatan di media adalah oknum - oknum dari orang yang ga bertanggung jawab. Mungkin juga banyak sebenernya dari mereka yang memberikan prestasi namun akibat ulah dari oknum, prestasinya jadi ga keliatan. Semua cuma kemungkinan. Inilah tugas kita sebagai calon pemimpin dan pejabat masa depan buat ngebalikin 180 derajat institusi macem itu jadi lebih baik lagi. Perjuangan kita sungguh panjang bung tampaknya. Hosh.