Novel dan Film itu

Leave a Comment
Sudah beberapa lama akhirnya melihat lanjutan film tersebut, masih tidak setuju dengan sifat dari tokoh perempuan tersebut. Lebih ke arah unbelievable sepertinya. Mungkin penonton banyak yang melihat itu sebagai sebuah hal yang baik baik saja. Ya karena gue rasa penonton menginginkan ending yg lebih indah daripada sebelumnya.

Menurut pandangan gue, skenario tsb bermula dari sepasang kekasih yang tinggal dalam ruang lingkup yang sama. Menjalani komunikasi yang intens, hubungan yang sangat menyenangan kalo digambarkan di cerita itu. Seperti kelanjutan romanssa picisan, lanjutlah kepada suatu keadaan dimana kedua pasang ini terhalang oleh sebuah wilayah. Berjalan waktu demi waktu, hubungan masih tetap baik – baik saja. Tak enak rasanya kalo diberikan hal yang biasa – biasa saja dalam film itu. Diberikan suatu keadaan dimana datanglah seorang laki-laki dimana setelah waktu berjalan lebih lama, keadaan, pemikiran dan pandangan dari tokoh wanita berubah. Penonton pun masih merasa baik2 saja, ya karena penonton menginginkan itu.

Masih dalam keadaan yang kian berubah, terlihat pandangan yang berbeda dari tokoh wanita kepada tokoh pria yang baru saja datang di kehidupannya. Penonton pun tahu apa pandangan itu. Ketika itu terjadi, ketika dihadapkan kembali kepada pertemuan dengan kekasihnya, semuanya terlihat berubah. Tokoh wanita pun menyadari dengan sangat menyesal mengapa menjadi seperti itu. Disini yang terlihat sangat jahat mungkin, ketika ada kondisi yang memungkinkan mereka berdua untuk berpisah. Booom. Memang terjadi kejadian seperti itu. Konflik yang ditampilkan kurang menyentuh,karena diselingi beberapa ice breaking yang gue rasa menutupi konflik itu.

Apa yang terjadi selanjutnya? Ya perpisahan. Tokoh wanita mulai menjalani kehidupan barunya. Perasaan yang jauh lebih leluasa untuk mencintai terhadap tokoh baru itu. Tapi apa yang terjadi? Ada hal yang tidak sepaham dalam suatu waktu antara si tokoh wanita dan si laki-laki dan pada akhirnya lost contant antara keduanya karena keduanya tetap memegang prinsip masing-masing. Tapi pada kenyataan tetap saja si tokoh wanita tetap memendam suatu hal kepada tokoh baru tersebut.

Hari yang kian terlampau satu demi satu, si tokoh wanita bertemu dengan sesosok pria lain yang baru. Mungkin pria yang jauh lebih dewasa daripada sebelumnya. Tanpa disadari si tokoh wanita, sesosok pria lain ini yang beberapa bulan kemudian ternyata menyukai si tokoh wanita ini. Tentu saja,terlibat serangkaian pendekatan dan pemberian perhatian yang begitu berlebih membuat si tokoh wanita menjadi takjub akan sesosok pria lain ini. Penonton pun sudah paham akan situasinya, si tokoh wanita dan sesosok pria lain ini kemudian menjalin suatu hubungan.

Perjalanan hubungannya sudah hampir sampai ke tahap yang lebih intim lagi. Ya karena memang sesosok pria lain ini begitu mencintai, sangat mencintai malah yang terlihat oleh penonton. Sampai suatu hari si tokoh wanita dihadapkan kepada si tokoh laki-laki yang sempat tak sepaham pada waktu sebelumnya. Tentu saja karena ada beberapa hal, komunikasi antara dua manusia yang sebelumnya tak sepaham ini berlanjut kembali.

Ternyata apa yang dipendam selama ini oleh si tokoh wanita muncul ke permukaan lagi. Lagi dan lagi. Dengan penyadaran yang amat tinggi, si tokoh wanita merasa amat sangat berdosa sekali. Kenapa? Ketika ada sesosok pria yang sangat amat mencintai dirinya, perasaan terdahulu dengan si tokoh laki laki yang sebelumnya tak sepaham bisa muncul kembali. Ada yang salah? Tidak ada, begitu kata penonton yang menginginkan hal yang sebelumnya memang penonton inginkan.

Gue melihatnya sebagai sebuah hal yang “wow” kok bisa sih. Kembali ke cerita, si tokoh wanita kembali harus memendam setelah ada beberapa hal, begitu sadar dia sangat menyakiti sesosok pria lain. Mungkin yang gue lihat disini bukan rasa cinta, bukan rasa nyaman lagi, mungkin sebuah perasaan yang mengasihani sesosok pria lain. Dan ketika ini terjadi, sungguh amat menyakitkan bagi sesosok pria lain yang begitu mencintai so tokoh wanita. “bunga bangkai meskipun tertutup tidak terlihat pasti akan tercium juga baunya”. Ya, sesosok pria lain mengetahui juga pada akhirnya. Pria lain menyadari bahwa hubungannya memang tidak bisa dilanjutkan ya karena si tokoh wanita bukan memilih dirinya.

Whoops. Terjadi tangis haru di skenario itu, si tokoh wanita merasa amat berdosa dengan sesosok pria lain. Tak lama setelah itu, apa yang terjadi? Si tokoh wanita menikah dengan si laki laki yang sempat tak sepaham. Penonton pun senang akan ending seperti ini. Dan gue? Hanya tertegun. Kok bisa?

Ada 2 point dari pandangan gue:

Pertama, ketika si tokoh wanita sedang menjalin hubungan dengan kekasihnya. Belum ada jaminan kalo hubungan tersebut akan baik baik saja ketika komunikasi tetap intens dilakukan per suatu waktu dalam hubungan yang terhalang jarak.Itu terlihat ketika sesosok laki – laki datang dalam kehidupan si tokoh wanita dan tokoh wanita yang ketika ada suatu keadaan khusus dapat berpaling ke si tokoh laki – laki yang baru saja datang.

Kedua, ketika si tokoh wanita yang sebelumnya memendam rasa yang berlebih dan pada keadaan tersebut datang sesosok pria yang jauh lebih dewasa ke kehidupannya dan menyatakan secara langsung dan tidak langsung kalo dia sangat begitu mencintainya. Si tokoh wanita tetap menerimanya karena si tokoh wanita ingin move on dari perasaan yang dipendamnya dan ingin melupakan tokoh laki laki sebelumnya. Tidak tahu itu cinta atau bukan, si tokoh wanita berkeyakinan ketika proses dengan sesosok pria yang sangat mencintai itu berlangsung terus menerus ia akan mencintai sesosok pria tersebut. Namun semua itu hanya klise, ketika si laki-laki datang kembali ke kehidupannya.

Wanita memang dipenuhi dengan segala misteri. Tidak bisa ditebak. Ketika sudah mempercayai wanita, belum ada jaminan wanita memegang kepercayaan itu. Mungkin skenario di film itu berdasarkan sifat nyata dalam realita atau mingkin saja film itu secara fiktif mengkompilasikannya agar menjadi suatu kesatuan konflik yang hebat. Who Knows?

Tapi percayalah kepada Allah SWT, ketika anda sedang single maupun in relationship, Allah SWT akan memberikan jodoh yang terbaik buat anda sekalian.

“Dongeng pun tak selamanya berakhir dengan bahagia”