Nyaamuuuuuk!!!

8 comments

Teringat salah satu kejadian yang paling absurd dan cukup membekas di hati gue. Kejadian ini mungkin terjadi sekitar 2 tahunan yang lalu kalo gue ga ngasal lupa. Bermula dari ngumpul - ngumpul sambil ngegosip makan di kantin bareng anak depor seabis rapat ngomongin project olahraga dari BEM. Ketua departemen gue rupanya menginisiasi obrolan dengan mengajak karaoke kita semua. Yah, berhubung kita sebagai anak buah yang baik, langsung lah kita nyanyi2 ga jelas. Mirip pengamen papan atas yang lagi manggung di bis kota. Ketua departemen gue hanya terdiam dan tepok jidat.

"Ya, maksud gue ga langsung juga keles", cetus ketua gue.
Kami semua langsung terdiam dan menepok jidat kita sendiri rame - rame.
"Jumat besok kita karaokean yuk di Inyul Fisto!", lanjut cowo yang menjabat ketua depor.
"Yuk, yuk, yuk", kita kompakan ngejawab sambil mulai nyanyi ga jelas lagi + goyang dumang.

Tak terasa, hari Jum'at Barokah akhirnya tiba juga. Diiringi dengan awan mendung saat matahari terbit, namun memudar memanas ketika mendekati waktu sholat Jum'at. Biasalah orang ganteng sehabis sholat Jum'at langsung ke kantin #jangandicontoh #aturandzikirdulu. Di kantin, gue ketemu sama si ketua sama senior cewe gue satu lagi yang masih satu departemen, sebut saja Tata.

"Kak, si Syamsul, Bahari, Sukidi, sama Yatmi mana?", tanya gue ke mereka berdua.(nb: semua nama disamarkan)
"Duh gatau nih si Syamsul bilangnya ga jadi, Bahari ijin mau pergi kemana gitu", jawab ketua gue.
"Lah si Sukidi sama Yatmi?", cerocos gue.
"Gatau nih, daritadi di sms ga dibales - bales", bales ka Tata.
"Terus gimana nih? Lanjut aja tapi cuma kita bertiga doang?", timpal ka Ojan (nama samaran buat ketua departemen gue).
"Ya gue mah hayuuuk aje daripada gue cuma bengong nungguin jodoh", sahut gue.

Tanpa berlama - lama, berlalu lah kita bertiga menuju tempat karaokean yang lagi hits di masa itu, Inyul Fisto. Di tengah perjalanan, tepat di samping danau yang sering dijadikan tempat bermunajat dan merenung memikirkan jodoh, kita bertiga ketemu sama senior gue, sebut saja Ninik.

"Eeehhh, ini pada mauu kemana. Ecieeee", teriak Ninik dari kejauhan.
"Mau karaokean nih, mau ikut gak, Nik", jawab ka Ojan.
"Ah enggak ah. Gue ga mau ganggu kalian", timpal senior gue
"Eh ini ngapain nih makhluk satu ngikut, gangguin kalian?", ngoceh lagi si Ninik.
"Iya kak, diajak mereka nih", masih ga ngerti maksud dari ka Ninik.

Setelah ketemu ka Ninik, gue berpikir keras. "Ada apa gerangan dengan ka Ojan dan ka Tata? Ada apa dengan mereka? Lagi pedekate kah?" tanya gue dalem hati. "Tapi kenapa mereka ngajak gue? Ah, seloo mereka paling cuma digosipin. Mereka kan temenan dari dulu", tambah gue di dalam hati dan pikiran yang sedang bingung ini.

Kisah mereka yang daritadi gue galauin akhirnya buyar ketika gue mulai mendedangkan lagu - lagu di Inyul Fisto. Sampai di suatu lagu yang kita nyanyikan, lebih tepatnya lagu yang mereka nyanyikan. Lagu yang saat itu sedang mereka nyanyikan adalah lagunya Gigi, 11 Januari. Mereka saling memandangi satu sama lain dan gue juga memandang, memandangi tembok yang sangat dingin dan tidak punya perasaan. Huh. Gue menyadari kalo mereka ada apa - apa. Gue beranggapan kalo mereka lebih daripada sekedar teman, lebih daripada pedekate, atau kaka-adean.

Gue mulai menangis dalam hati. "Kenapa? Kenapa gue ada disini ya Tuhan?", teriak gue di dalam hati. Gue mulai mengingat doktrin yang udah Ibu gue kasih semenjak kecil. Jangan kamu berduaan dengan lawan jenis di tempat gelap, nanti ada setan sebagai orang ketiga yang dateng. Pas. Di ruangan Inyul Fisto yang remang - remang, ada Ketua Departemen gue, ada senior cewe, dan terakhir ada gue. "SETAN, gue jadi SETAAANNYEEEE". Klimaksnya setelah kita nyanyi selama 5 jam, mereka pulang bergandengan tangan dan gue cuma bisa cengo melihat tangan gue hampa ga ada yg digandeng.


Gue baru kali itu berasa jadi nyamuk yang ngeganggu manusia, jadi setan yang ada di tengah2 dua insan manusia, jadi bencong yang sering mangkal nyanyi2 ga jelas di warteg kutek. Buat mereka, jelas gue cuma pengganggu dunia mereka. Buat gue, jelas mereka sangat tidak berperikejombloan. Mereka mengajak gue buat ngeliatin mereka berdua. Perih hati awaaak, buung. Buat bapak ibu sekalian yang mau diajak oleh dua insan manusia. Coba observasi dulu apakah mereka berpacaran, apakah cuma temenan, atau apakah mereka homoan.

Eksistensi Diri

12 comments

Eksistensi itu kalo ada orang kaget ngeliat artis komedi cowo yang perawakannya kaya cewe.....Eh si Tesi. Oke sorry ga lucu, oke next...... Apa sih yang kalian bayangin ketika mendengar kata eksistensi? Mungkin buat kalian - kalian yang mengaku anak alay gaul, pasti langsung kepikiran sama kata berikut ini. Yap, kata tersebut adalah EKSIS. woooow aku tercengang, itu kan emang kata dasarnya -__-


Ngomongin tentang eksis, siapa sih di dunia ini yg ga mau eksis di jagat raya ini. Bisa dikenal sama banyak orang dan bisa dapet endorse-an gratis di instagram. Siapa coba yang ga mau? Berhubung sekarang banyak banget sosial media yang bertebaran di kolong - kolong dunia maya, maka berbanding lurus pulalah kesempatan dan cara untuk semakin eksis di dunia yang fana ini. beeehhhhhh.....

Melalui media kaya gitu mulai dari facebook, path, twitter, ask fm, blog, youtube, omegle hingga google, kita berkesempatan untuk unjuk gigi mengenai informasi diri kita, mulai dari siapa diri kita, apa sih yang bisa kita lakuin, apa yang kita punya, sampe siapa aja yang mau sama kita. #ihik. Ya, seiring dengan perkembangan zaman yang membuat banyak bertebaran cabe-cabean teknologi, ga salah adanya kalo banyak orang cenderung berpikir bahwa suatu eksistensi sering dikaitkan dengan pengakuan dari eksistensi itu sendiri. 

Belajar dari apa yang pernah gue pelajari dari Tong Sam Cong, diketahui bahwa secara lahiriah manusia emang pada dasarnya ingin diakui oleh masyarakat di sekitarnya. Berkembang dari itu, kita liat dewasa ini banyak banget orang yang mulai mencari pengakuan dari social circle-nya, termasuk gue. Hahahaa. Gak salah sih kalo sebagian besar ingin mendapat pengakuan dari orang lain. Nah, yang salah adalah ketika kita melakukan hal - hal di luar kewajaran untuk ngedapetin pengakuan dari orang lain. Tanpa perlu gue jabarin pun, mungkin kalian udah tau lewat berbagai fenomena - fenomena yang kalian liat sendiri di masyarakat.


Menurut kata bapak gue yang sering didongengin KBBI, diketahui kalau eksistensi bisa diartikan sebagai sebuah keberadaan, keberadaan atas sesuatu hal. Jadi berbicara tentang eksistensi itu ga melulu tentang eksis dan pengakuan, banyak hal yang lebih luas daripada itu untuk menggambarkan sebuah eksistensi. Salah satunya adalah mengenai kebermanfaatan keberadaan diri kita baik buat kita sendiri, keluarga, agama, bahkan buat negara ini. #beehseehhdaaaaapppp